BAB I
PENDAHULUAN
1.1
1.1 Landasan
Teori
Awan adalah sekumpulan tetesan air (
kristal es ) di dalam udara di atmosfer yang terjadi karena pengembunan /
pemadatan uap air yang terdapat dalam udara setelah melampaui keadaan jenuh.
Kondisi awan dapat berupa cair, gas, dan padat karena dipengaruhi oleh suhu.
Awan
mempunyai bentuk dan ukuran yang bermacam-macam. Dan dari bentuk dan ukuran
yang bermacam-macam tadi, ada awan yang menyebabkan bayangan dan hujan, ada
pula yang tidak menyebabkan bayangan dan hujan. Dalam ilmu pertanian, petani
hendaknya mengetahui jenis-jenis awan yang dapat menyebabkan hujan atau tidak.
Hal itu disebabkan karena hujan dapat mempengaruhi siklus tumbuh tanaman para
petani. Awan dapat pula digolongkan pada letaknya, yaitu awan rendah, awan sedang dan awan tinggi
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan
diadakannya praktikum ini adalah :
1. Agar mahasiswa mengetahui jenis-jenis awan yang ada
2. Agar mahasiswa bisa mengidentifikasi awan yang dapat menyebabkan
hujan atau tidak
3. Agar mahasiswa bisa memprediksi kapan akan hujan di suatu daerah
4. Agar mahasiswa mengetahui prosedur perhitungan awan
1.3 JENIS-JENIS
AWAN
1.
Stratus
Letaknya rendah, berwarna abu-abu dan pinggirnya bergerigi dan menghasilkan hujan gerimis salju.
Letaknya rendah, berwarna abu-abu dan pinggirnya bergerigi dan menghasilkan hujan gerimis salju.
2.
Kumulus
Letaknya rendah, tidak menyatu / terpisah-pisah. Bagian dasarnya berwarna hitam dan di atasnya putih. Awan ini biasanya menghasilkan hujan
Letaknya rendah, tidak menyatu / terpisah-pisah. Bagian dasarnya berwarna hitam dan di atasnya putih. Awan ini biasanya menghasilkan hujan
3.
Stratokumulus
Letaknya rendah, berwarna putih atau keabua-abuan. Bentuknya bergelombang dan tidak membawa hujan.
Letaknya rendah, berwarna putih atau keabua-abuan. Bentuknya bergelombang dan tidak membawa hujan.
4.
Kumulonimbus
Letaknya rendah sperti menara, berwarna putih dan hitam, membawa badai.
Letaknya rendah sperti menara, berwarna putih dan hitam, membawa badai.
5.
Nimbostratus
Letaknya tidak terlalu tinggi, gelap, lapisannya pekat, bagian bawah bergerigi serta membawa hujan atau salju.
Letaknya tidak terlalu tinggi, gelap, lapisannya pekat, bagian bawah bergerigi serta membawa hujan atau salju.
6.
Altostratus
Ketinggian sedang, awan berwarna keabu-abuan, tipis, mengandung hujan.
Ketinggian sedang, awan berwarna keabu-abuan, tipis, mengandung hujan.
7.
Altokumulus
Ketinggian sedang, putih atau abu-abu, bergulung-gulung atau melingkar seperti makaroni.
Ketinggian sedang, putih atau abu-abu, bergulung-gulung atau melingkar seperti makaroni.
8.
Sirus
Tinggi, putih atau sebagian besar putih seperti sutra tipis, bergaris-garis
Tinggi, putih atau sebagian besar putih seperti sutra tipis, bergaris-garis
9.
Sirostratus
Tinggi, putih seperti cadar, bisa juga seperi untaian, luas menutupi langit
Tinggi, putih seperti cadar, bisa juga seperi untaian, luas menutupi langit
10. Sirokumulus
Tinggi, tebal, putih, terpecah-pecah, mengandung butir-butir es kecil.
Tinggi, tebal, putih, terpecah-pecah, mengandung butir-butir es kecil.
1.4 KETINGGIAN
AWAN
Berikut
ini adalah ketinggian jenis awan utama yang diukur dari bagian dasar
·
Stratus, di bawah 450 m
·
Kumulus, Stratokumulus dan Kumulonimbus
berada di ketinggian 450 - 2000 m
·
Nimbostratus, 900 - 3000 m
·
Altostratus dan Altokumulus berada di
ketinggian 2000 - 7000m
·
Sirus, Sirostratus dan Sirokumulus berada di
ketinggian 5000 - 13.500 m
BAB II
METODOLOGI
2.1 Tempat dan Waktu
Tempat : Pengamatan di laksanakan di daerah disekitar
lingkungan rumah dan PPPPTK
Pertanian Vedca Cianjur
Waktu : Pada pukul 06.00, 12.00, dan 16.00
2.2 Alat dan Bahan
Alat :
- Bolpoin
-
Buku
Bahan : - Awan yang
diamati
2.3 Prosedur Kerja
1. Siapkan alat tulis, dan kertas.
2. Pengamatan dimulai dengan cara membagi langit menjadi 4 kuadran,
dan setiap kuadran dibagi menjadi 8 atau 10 bagian.
3. Amati keadaan awan per kuadran tersebut dan identifikasi jenis
awannya pada pukul 06.00, 12.00 dan 16.00.
4. Masukkan data tersebut ke dalam tabel yang tersedia dan gambar
kuadrannya.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Dari
hasil pengamatan yang dilakukan pada tanggal 19-21 Desember 2012, maka
didapatkan hasil sebagai berikut :
Tanggal
|
Pukul
|
Gambar
|
Jenis/Ketinggian
|
Hitungan/Okta
|
19 Desember 2012
|
06.00
|
|
Awan Cirrostatus
|
KW 1 : 8/8
KW 2 : 8/8
KW 3 : 8/8
KW 4 : 8/8
|
12.00
|
|
Awan cumulus
|
KW 1 : 5/8
KW 2 : 3/8
KW 3 : 8/8
KW 4 : 8/8
|
|
16.00
|
|
Awan Altostratus
|
KW 1 : 8/8
KW 2 : 8/8
KW 3 : 8/8
KW 4 : 8/8
|
|
20 Desember 2012
|
06.00
|
|
Awan Cumulus
|
KW 1 : 5/8
KW 2 : 3/8
KW 3 : 7/8
KW 4 : 8/8
|
12.00
|
|
Awan Strato Cumulus
|
KW 1 : 1/8
KW 2 : 7/8
KW 3 : 4/8
KW 4 : 5/8
|
|
16.00
|
|
Awan cumulus
|
KW 1 : 8/8
KW 2 : 8/8
KW 3 : 7/8
KW 4 : 7/8
|
|
21 Desember 2012
|
06.00
|
|
Awan altostratus
|
KW 1 : 1/8
KW 2 : 3/8
KW 3 : 5/8
KW 4 : 7/8
|
12.00
|
|
Awan Altostratus
|
KW 1 : 5/8
KW 2 : 7/8
KW 3 : 8/8
KW 4 : 8/8
|
|
16.00
|
|
Awan Nimbustratus
|
KW 1 : 8/8
KW 2 : 8/8
KW 3 : 8/8
KW 4 : 8/8
|
3.2 Pembahasan
Pengamatan
dilakukan di lingkungan kampus pppptk pertanian vedca cianjur dan diskitar
tempat penulis. Pengamatan dilakukan berturut-turut mulai dari pukul 06.00
sampai pukul 16.00 WIB sesuai dengan ketentuan yang diterapkan. Dari hasil
pengamatan yang diperolah penulis yaitu yang tercamtum pada bab empat, maka
penulis mencoba membahas beberapa hal yang terpenting mengenai proses
terbentuknya awan serta pergerakannya.
Terbentuknya
awan adalah pada saat penyinaran panjang matahari kepermukaan bumi yang
menyebabkan terjadinya pengupan disekitar permukaan bumi yang membentuk
partikel-pertikel kecil yang akan naik keudara membentuk awan. Awan sifatnya
tidak tetap, awan akan bergerak kemana saja seiring dengan pergerakan angin.
Karenan pengaruh angin maka terbentuklah jenis-jenis awan menerut bentuk yang
diciptakan oleh angin.
19 Desember 2012
·
pukul 06.00 di kuadran 1
awan menutupi seluruh
awan. Pada kuadran 2,3,dan 4 tertutup oleh awan,awan
ini berbentuk seperi kelambu putih halus menutupi seluruh angkasa sering
menimbulkan lingkaran di sekeliling matahari atau bulan. Awan ini tidak
menghasilkan hujan.
Perhitungan :
(8/8+8/8+8/8+8/8) = 32/8
·
pukul 12.00, kuadran 1 dan
kuadran 2 ada
sebagian awan yang tidak menutupi kuadran. Sedangkan
pada kuadran 3 dan 4 bagian kuadran tertutup oleh awan
sepenuhnya. Bentuk jenis awan ini bergumpal-gumpal
dengan dasar horizontal.
·
pukul 16.00, seluruh kuadran tertutupi oleh
awan. Dan terdapat awan altostratus yang dapat menyebabkan hujan. Dan nyatanya
pada sore hari itu terjadi hujan.
20 Desember 2012
· pukul 06.00 hari itu, di kuadran 1 5/8 bagian langit tertutupi
awan. kuadaran 2,dan
3 bagian kuadran tidak tertutup oleh awan,sedangkan kuadran 4 8/8
kuadran tertutup oleh awan.
· Pada tengah hari tersebut, di kuadran 1 sebagian kuadran tidak tertutup oleh awan. 2
7/8 hampir seluruh kuadran tertutup oleh awan 3 bagian langit tidak tertutup oleh awan. Sedangkan di kuadran 4, 5/8bagian
langit tidak tertutup awan. Dan pada pukul 12.00 ini awan tidak terlihat akan terjadinya hujan
· Pada pukul 16.00, di kuadran 1 dan 2 8/8 seluruh kuadran
tertutup oleh awan ,3 dan 4 7/8 hampir sebagian tertutup oleh
awan.
21 Desember 2012
· Pukul 06.00 pada hari itu, kuadran 1 awan hanya menutupi 1/8
bagian langit. pada kuadran 2, 3/8 bagian langit ditutupi awan. Kuadran 3 5/8 sebagian tidak tertutup oleh
awan, Sedangkan 4 7/8 hampir sebagian kuadran tertutup oleh
awan.
· Pukul 12.00 kuadran 1 dan 2 hampir sebagian tertutup oleh awan sedangkan 3 dan 4
seluruh kuadran tertutup oleh awan.
· Pada pukul 16.00 seluruh kuadran tertutup
oleh awan. Awan ini tebal dengan bentuk tertentu pada bagian pinggir tampak
compang-camping dan menutup seluruh awan ,mendatangkan hujan gerimis hingga agak deras dan biasanya
jatuh terus menerus.
BAB IV KESIMPULAN
·
kesimpulan
JENIS-JENIS AWAN
1.
Stratus
Letaknya rendah, berwarna abu-abu dan pinggirnya bergerigi dan menghasilkan hujan gerimis salju.
Letaknya rendah, berwarna abu-abu dan pinggirnya bergerigi dan menghasilkan hujan gerimis salju.
2.
Kumulus
Letaknya rendah, tidak menyatu / terpisah-pisah. Bagian dasarnya berwarna hitam dan di atasnya putih. Awan ini biasanya menghasilkan hujan
Letaknya rendah, tidak menyatu / terpisah-pisah. Bagian dasarnya berwarna hitam dan di atasnya putih. Awan ini biasanya menghasilkan hujan
3.
Stratokumulus
Letaknya rendah, berwarna putih atau keabua-abuan. Bentuknya bergelombang dan tidak membawa hujan.
Letaknya rendah, berwarna putih atau keabua-abuan. Bentuknya bergelombang dan tidak membawa hujan.
4.
Kumulonimbus
Letaknya rendah sperti menara, berwarna putih dan hitam, membawa badai.
Letaknya rendah sperti menara, berwarna putih dan hitam, membawa badai.
5.
Nimbostratus
Letaknya tidak terlalu tinggi, gelap, lapisannya pekat, bagian bawah bergerigi serta membawa hujan atau salju.
Letaknya tidak terlalu tinggi, gelap, lapisannya pekat, bagian bawah bergerigi serta membawa hujan atau salju.
6.
Altostratus
Ketinggian sedang, awan berwarna keabu-abuan, tipis, mengandung hujan.
Ketinggian sedang, awan berwarna keabu-abuan, tipis, mengandung hujan.
7.
Altokumulus
Ketinggian sedang, putih atau abu-abu, bergulung-gulung atau melingkar seperti makaroni.
Ketinggian sedang, putih atau abu-abu, bergulung-gulung atau melingkar seperti makaroni.
8.
Sirus
Tinggi, putih atau sebagian besar putih seperti sutra tipis, bergaris-garis
Tinggi, putih atau sebagian besar putih seperti sutra tipis, bergaris-garis
9.
Sirostratus
Tinggi, putih seperti cadar, bisa juga seperi untaian, luas menutupi langit
Tinggi, putih seperti cadar, bisa juga seperi untaian, luas menutupi langit
10. Sirokumulus
Tinggi, tebal, putih, terpecah-pecah, mengandung butir-butir es kecil.
Tinggi, tebal, putih, terpecah-pecah, mengandung butir-butir es kecil.
·
Awan terbentuk karena terjadinya pengupan
dipermukaan bumi yang membentuk molekul-molekul kecil, karena pengaruh massa
jenis lebih rendah maka naik ke permukaan atmosfir membentuk gumpalan yaitu
awan
·
Terjadinya hujan dipengaruhi oleh pergerakan
angin serta suhu udara disekitar permukaan bumi.
·
Pergerakan awan seiring dengan pergarakan
angin.
Saran
Sebaiknya pengamatan ini
dilakukan pada tempat dan lapangan yang terbuka, agar seluruh kuadran bisa teramati dengan baik dan mendapatkan
hasil yang maksimal.
DAFTAR
PUSTAKA
,1993,Klimatologi
Dasar,Institut Pertanian Bogor,Bogor.